Kamis, 21 April 2011

Contoh Makalah Tobat dan Raja'

BAB I
PENDAHULUAN

          A.   Latar Belakang
Manusia menjalani beberapa proses perjalanan kehidupan. Perjalanan pertamanya adalah kelahiran, kedua adalah kematian, berikutnya dibangkitkan untuk hidup kembali, dan kemudian sesudahnya adalah perhitungan amal (hisab). Kelak ada manusia yang beruntung dan tempat kembalinya adalah syurga, tetapi ada pula manusai yang merugi sehingga tempatnya adalah neraka. Mereka yang beriman dan beramal shalehlah yang mendapatkan jaminan kebahagiaan kehidupan diakhirat kelak.
Dalam menjalani kehidupan, seseorang tentu harus mempersiapkanbekal untuk hari kemudian. Bekalnya adalah iman, ilmu dan amal shaleh. Keimanan yang disertai amal shaleh akan membawa keselamatan dan kesejahteraan, baik di dunia maupun diakhirat. Apalagi jika ditambah dengan perilaku terpuji seperti bertobat (memohon ampun dan tidak mengulangi kesalahan yang telah diperbuat) , raja’ (menunjukkan sikap menghara keridhaan Allah), optimis, dinamis, mampu berfikir kritis, dan mampu mengendalikan diri. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas sifat-sifat terpuji tersebut yang terdiri dari Tobat dan Raja’.
         B.    Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari tobat dan raja’?
2.      Bagaimana syarat dan cara melakukan toat dan raja’?
3.      Apa manfaat dari tobat dan raja’?

         C.   Tujuan
A.  Tujuan khusus
1.      Untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh guru mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI
B.   Tujuan Umum
1.        Untuk mengetahui pentingnya tobat dan raja’.
2.        Untuk mengetahui manfaat dari tobat dan raja’.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tobat
A.   Pengertian Tobat
Kata tobat berasal dari bahasa Arab at-taubah, yang kerjanya adalah ruju’, kembali. Menurut istilah tobat adalah kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan dengan niat sungguh-sungguh dan berjanji tidak akan pernah mengulangi perbuatan maksiat tersebut.
Kesimpulannya yaitu Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya.
Hukum bertobat adalah wajib bagi setiap Muslim atau Muslimat yang sudah mukalafaf (balig dan berakal). Tobat nasuha adalah tobat yang dilakukan dengan sungguh-sungguh atau semurni-murninya. Tobat semacam inilah yang dinilai paling tinggi.
*      “Sesungguhnya Allah itu menyukai orang-orang yang tobat kepada-Nya dan dia menyukai orang-orang yang membersihkan diri.” (QS Al Baqarah : 222)
B.    Syarat diterimanya Tobat
Tobat dianggap sah dan dapat menghapus dosa apabila telah memnuhi syarat yang telah ditentukan. Apabila dosa itu terhadap Allah SWT, maka syarat tobat, yaitu :
1.      Menyesal terhadap perbuatan maksiat yang telah diperbuat (nadam)
2.      Meninggalkan perbuatan maksiat itu
3.      Bertekad dan berjanji dengan sungguh-sungguh tidak akan lagi mengulangi perbuatan maksiat itu.
4.      Mengikuti dengan perbuatan baik. Karena perbuatan baik akan menghapus keburukan
5.       Taubat harus dilakukan seketika itu juga
6.      Taubat harus dilakukan dalam keadaan tidak mempunyai tanggungan ( hutang)
7.      Taubat harus merupakan taubat nashuha
8.      Taubat harus disertai dengan pengakuan dan kesadaran

Namun, apabila dosanya terhadap sesame manusia, maka syarat tobat selain yang diatas tersebutditambah dua syarat yaitu:
1.      Meminta maaf terhadap orang yang telah dizalimi (dianiaya) atau dirugikan
2.      Mengganti kerugian setimbang dengan kerugian yang dialaminya, yang diakibatkan perbuatan zalim atau meminta kerelaanya
Perlu pula disadari dan diketahui oleh setiap orang yang telah berbuat dosa, bahwa seseorang yang membaca istigfar (mohon ampunan dosa kepada Allah), tetapi terus-menerusberbuat dosa, ia akan dianggap telah mengolok-olo Tuhannya. Dem ikian juga seseorang yang berbuat dosa, dan baru bertobat ketika sakarotul maut” (nyawanya sudah berada di tenggorokan) maka tobatnya tidak akan diterima Allah.
C.      Beberapa amalan yang dapat menghapus dosa :
1. Berwudhu
2. Mengerjakan shalat fardhu dan shalat jumat
3. Bersujud dalam shalat
4. Mengerjakan puasa ramadhan
5. Mengerjakan shalat taraweh
6. Mengerjakan haji dan umrah
7. Membaca tasbih, tahmid dan takbir setelah shalat
8. Bersabar dalam penderitaan
9. Mendoakan orang tua
10. Bersedekah
D.     Beberapa Hikmah taubat
1. Menyebabkan turunnya rahmat dari Allah swt.
2. Membebaskan diri dari kesalahan, melapangkan diri dari kesempitan dan mengalirkan rizki
3. Membersihkan jiwa
4. Meningkatkan keimanan
5. Memberikan kekuatan
6. Menghindarkan diri dari azab Allah SWT.
2.2 Raja’
A. Pengertian Raja’
Kata raja’ berasal dari bahasa Arab yang artinya harapan. Maksud raja’ pada pembahasan ini ialah mengharap keridhanan Allah SWT dan rahmat-Nya. Rahmat adalah segala karuni Allah SWT yang mendatangkan manfaat dan nikmat.
Raja termasuk akhlaqul karimah terhadap Allah  SWT yang manfaatnya dapat mempertebal iman dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Seorang Muslim/Muslimat yang melimpahkan ampunan Allah, berarti ia mengakui bahwa Allah itu Maha Pengampun. Muslim dan muslimat yang mengharapkan agar Allah melimpahkan kebahagiaan di dunia dan di akhirat, berarti ia telah meyakini bahwa Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kebalikan dari sifat raja’ ialah berputus harapan terhadap rida dan rahmat Allah SWT. Orang yang berputus harapan terhadap Allah, berarti ia berprasangka buruk kepada Allah SWT, yang hukumnya haram dan merupakan ciri dari orang kafir.
Muslimin/Muslimat yang bersifat raja tentu dalam hidupnya akan bersikao optimis, dianmis, berpikir kritis dan mengenal diri dalam mengharap keridaan Allah SWT.
1.    Perilaku Optimis
Setiap manusai akan selalu diuji keimana dan kepribadiannya. Dengan segala kekurangan dan kelebihan dirinya, manusia senantias menghadapi peluang dan tantangan. Tidak jarang kegagalan dijumpai dalam usaha keras yang telah dilakukan sepanjang hidupnya. Bila peluang dan kesempatan telah tersedia, kemudian ditambah dengan modal, potensi, kekuatan atau kelebihan dirinya, seringkali menimbulkan rasa optimis. Sebaliknya, apabila kemampuan yang dimiliki kurang memadai, biasanya seorang mudah merasa pesimis.
Optimis merupakan keyakinan diri dan salah satu sifat baik yang dianjurkan dalam Islam. Dengan sikap optimis, seseorang akan bersemangat dalam menjalani kehidupan, baik demi kehidupan di duni maupun dalam menghadapi kehidupan akhirat kelak. Allah berfirman dalam surah Ali Imran ayat 139
*      Artinya : “Janganlah kamu bersifat lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran : 139)
Sikap optimis merupakan sikap yang harus dimiliki oleh stiap manusia, khususnya seorang muslim. Karena dengan optimis, seorang muslim akan selalu berusah semaksimal mungkin mencapai cita-citanya dengan penuh keikhlasan karena Allah tanpa sedikitpun rasa takut dan khawatir akan mengalami kegagalan.
*      Hadis nabi Muhammad menyatakan.yang artinya : “Dari abu hurairah ia berkata, telah bersabda rasulullah SAW, mukmin yang kuat akan lebih baik dan lebih disukai oleh Allah daripada mukmin yang lemah, tetapi di tiap-tiap (seorang mukmin) itu ada kebaikan, beringinlah (optimis) kepada apa-apa yang memberi manfaat.” (HR Bukhari)
Dari ayat dan hadis tersebut diatas, kita harus yakin, mantap dan tidak ragu-ragu atau bimbang jika mempunyai keinginan kuat untuk melaksanakan segala cita-cita yang sesuai dengan jalan-Nya. Allah tidak menyukaiorang-orang yang berputus asa atau lemah karena sikap demikian membuka pintu bujuk rayu setan. Akan tetapi, optimis tanpa perhitungan dan pertimbangan yang tepat juga merupakan sesuatu kekonyolan (tidak dibenarkan) yang dapat dibenci Allah.
Sikap pesimis merupakan halangan utama bagi seseorang untuk menerima tantangan. Orang yang pesimis pasti akan merasa hidupnya selalu penuh dengan kesulitan. Ia selalu merasa dalam ketidakberdayaan mengahadapi masa depan. Sikap seperti ini sangat dibenci oleh Islam. Islam sangat mendorong sikap optimis dan mengcam sikap pesimis.
Ada 6 hal yang dapat membangkitkan sikap optimis dalam kehidupan kita yakni sebagai berikut:
1. Temukan hal-hal positif dari pengalaman masa lalu
2. Tata kembali target yang ingin kita capai
3. Pecah target yang besar menjadi target-target kecil yang dapat segera dilihat keberhasilannya.
4. Bertawakal kepada Allah SWT setelah melakukan ihtiyar
5. Langkah terakhir, kita perlu mengubah pandangan kita terhadap diri dan kegagalan
6. Yakinkan bahwa Allah SWT akan menolong dan memberi jalan keluar
Optimisme sangat diperlukan dalam kehidupan kita sehari-hari guna mencapai sebuah kesuksesan dan keberhasilan dalm hidup di dunia dan akhirat. Dengan adanya sikap optimisme dalam diri setiap muslim, kinerja untuk amal akan meningkat dan persoalan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan baik.
Doa, ihtiyar dan tawakal harus senantiasa mengiringi karena hanya denngan kuasa-Nya apa yang kita inginkan dapat terwujud. Maka, tumbuhkan selalu sikap optimisme dan harapan sebagai energi hidup agar tetap menyala, bersemangat, tidak kenal menyerah dan yang terpenting adalah yakinlah dengan pertolongan Allah SWT.
2.    Perilaku Dinamis
Dinamis dapat diartikan sebagai satu keadaan yang selalu bergerak, tidak pernah diam, tidak statis. Seseornag yang dinamis adalah seseorang yang tidak kenal putus asa dalam mencapaui tujuannya. Sikap dinamis ini memacu manusia pada kemajuan dan perkembangan. Allah SWT berfirman.
*      Artinya : “Dan (Dia telah menetapkan) kuda, bagal dan keledai agar kamu menungganginya dan (menjadikannya) perhiasan. Dan Allah menciptakan apa yang kamu tidak mengetahuinya.” (QS An Nahl )
Melalui ayat tersebut, Allah telah mengisyaratkan kepada manusai untuk berfikir, merenung dan menghasilkan inovasi-inovasi seperti menciptakan tekhnologi mutakhir dan menjadikan tekhnologi itu sebagai perhiaan, kebanggaan dan kemudahan bagi manusia. Perhatikan firman Allah SWT berikut ini.
*      Artinya : “(1)Demi masa. (2)Sesungguhnya manusia dalam kerugian. (3)Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh dan saling berwasiat dengan kebenaran, dan berwasiat dengan kesabaran.” (QS Al Asr : 1-3)
Di dalam ayat tersebut, Allah menyarankan kepada manusia untuk mempergunakan waktunya dengan sebaik-baiknya. Meskipun waktu itu sangat sempit, apabila dipergunakan dengan baik niscaya waktu yang sempit itu akan menjadi waktu yang sangat berharga.
Salah satu memanfaatkan waktu adalah dengan terus berusaha atau berkarya untuk mencapai tujuan, tak pernah putus asa dan selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Manusia dinamis selalu berkarya tanpa mengenal lelah dan tidak berputus asa dan selalu yakin dengan kemampuan yang dimiliki. Manusia dinamis terus berkarya tanpa mengenal lelah dan tidak berputus asa. Firman Allah SWT:
*      Artinya : “(Sesungguhya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. )Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir. Kecuali orang-orang yang mengerjakan salat. Yang mereka itu tetap mengerjakan salatnya. dan orang-orang yang di dalam hartanya tersedia bagian tertentu. “ (QS Al Maarij :19-24)
Kesulitan yang dihadapi, bukan untuk ditakuti atau dihindari. Akan tetapi, kita harus berusaha agar kesulitan itu menjadi sebuah tantangan dan peluang. Kita harus terus bergerak dan berusaha untuk kreatif dan inovatif. Allah SWT menyatakan :
*      Artinya : “…Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya sesudah    kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh kerjaan yang lain.” (QS Al Insyirah : 5-7)
Dalam firman Allah SWT yang lain dinyatakan:
*      Artinya : “Kebenaran itu adalah dari tuhanmu. Karena itu jangan sekali-kali engkau tergolong orang yang ragu-ragu.” (QS Al Baqarah : 147)
Manusia yang baik adalah manusia yang berprestasi lebih baik dari hari kemarin. Dan manusa yang buruk adalah manusia yang sama, bahkan lebih buruk dari hari kemarin. Maka berusahalah untuk menjadi manusa yang senantiasa berusaha ke arah kebaikan.
3.    Berpikir Kritis
Allah SWT menciptakan manusia berbeda dengan makhluk yang lain. Manusai memiliki akal (rasio) dan rasa sehingga dengan akal itu manusai mampu berfikir dan membedakan antara yang baik dan yang buruk. Orang yang tidak mau mempergunakan akalnya adalah orang yang di murkai oleh Allah. Allah SWT memerintahkan agar setiap muslim senantiasa hati-hati, teliti dan kritis terlebih dahulu sebelum mengambil suatu tindakan. Allah SWT senantias mengetahui apa yang tersimpan di dalam pikiran dan perbuatan hambanya, dan dia akan memberi balasan yang setimpal dengan hal tersebut, baik ataupun buruk
Proses berfikir dan semangat untuk terus mencari solusi atas suatu permasalahan merupakan sesuatu yang harus selalu dipelihara. Semua masalah yang timbul dari dalam dan dari luar merupakan pemicu seseorang agar senantiasa berfikir untuk dapat menyelesaikan masalahnya tersebut. Berpikir kritis merupakan upaya pendalaman kesadaran serta kecerdasan membandingkan dari beberapa masalah yang sedang atau akan terjadi sehingga menghasilkan sebuah kesimpulan dan gagasan yang dapoat memecahkan masalah tersebut
Setiap orang mempunyai pola pikir berbeda. Akan tetapi, apabila setiap orang mampu berpikir secara kritis, masalah yang mereka hadapi tentu akan semakin sederhana dan mudah dicari solusinya. Oleh karena itu, manusia diberikan akal dan pikiran untuk senantiasa berpikir bagaimana menjadikan hidupnya lebih baik, tentram dan mampu menjalani semua masalah sepelik apapunyang diberikan kepadanya.
Banyak orang yang cenderung malas untuk memikirkan penyelesaian masalah yang sedang mereka hadapi atau menghindar dari persoalan tersebut. Mereka menganggap hal itu adalah cara yang paling efektif untuk membuat mereka tenang. Akan tetapi, mereka sebenarnya merasa resah karena solusi dari masalah tersebut belum mereka dapatkan.
Seseorang yang senantiasa menggunakan akal pikirannya sesuai dengan tuntunan Allah diantaranya menunjukkan sikap sebagai berikut.
1. Mengingat Allah setiap saat.
2. Berpikir positif dan menyadari bahwa dibalik semua kejadian pasti memiliki hikmah sehingga tidak ada yang sia-sia
3. Meyakini bahwa Allah telah mengatur segala ciptaanya demi kesejahteraan manusia
4. Memilih yang terbaik berdasarkan hasil musyawarah
5. Selalu mengambil hikmah dan pelajaran dalam setiap kejadian yang dialami
6. Senang berbuat baik untuk sesama manusia
7. Rajin melaksanakan salat
8. Meyakini akan adanya kehidupan akhirat
Beberapa ciri orang yang memiliki perilaku suka berpikir kritis antara lain sebagai berikut.
1.  Menanggapi atau memberikan komentar terhadap sesuatu dengan penuh pertimbangan
*      Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS Al Hujarat : 6)
2.      Bersedia memperbaiki kesalahan atau kekeliruan
3.      Dapat menelaah atau menganalisa sesuatu yang datang kepadanya secara sistematis
4.      Berani menyampaikan kebenaran meskipun berat dirasakan. Al Qur’an menyatakan
*      Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (QS Al Ahzab : 70)
*      Artinya : “kecuali orang yang beriman dan beramal sholeh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al Asr : 3)
*      Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Berlaku adillah karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al Maidah : )
5.      Bersikap cermat, jujur dan ikhlas karena Allah, baik dalam mengerjakan pekerjaan yang bertalian dengan agama Allah maupun dengan urusan duniwi
6.      Kebencian terhadap suatu kaum tidak mendorongnya untuk tidak berbuat jujur atau tidak berlaku adil
7.      Adil dalam memberikan kesaksian tanpa melihat siapa orangnya walaupun akan merugikan diri sendiri, sahabat dan kerabat.
8.      Keadilan ditegakkan dalam segala hal karena keadilan menimbulkan ketentraman, kemakmuran dan kebahagiaan. Ketidak adilan hanya akan menimbulkan hal sebaliknya
4.    Mengendalikan Diri
Manusia diberi akal dan hawa nafsu oleh Allah SWT, dua hal inilah yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya sehingga manusia disebut makhluk paling sempurna. Seringkali hawa nafsu membawa seseorang cenderung ke arah keburukan sehingga setiap orang harus mampu mengendalikannya. Hawa nafsu dapat membawa kebaikan selama ia mampu diarahkan, tetapi akan menjerumuskan kepada kejahatan bila dibiarkan tanpa arah yang jelas.
*      Artinya : “Maka pernahkah engkau meelihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya? Dan Allah membiarkannya sesaat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberikan petunjuk setelah Allah (membuarkan sesat). Mengapa kamu tidak mengambil pelajaran.” (QS Al Jasiyah : 23)
Banyak orang yang meninggalkan petunjuk yang baikdan menuruti kemauan hawa nafsunya dan menjadikannya sabagai tuhan yang ditaati selain Allah. Betapa tidak, karena apa saja yang diinginkan oleh hawa nafsu tersebut dia akan segera lakukan tanpa malu dan segan sehingga tidak takut untuk melakukan kejahatan dan kezaliman. Mereka tidak takut kepada Allah, apalagi kepada sesamanya. Mereka tidak memikirkan akibat dari perbuatan yang telah dilakukannya
Orang yang menurut hawa nafsunya sangat dimurkai oleh Allah dan disamakan dosa dan bahayanya orang-orang yang menyembah berhala dan memuja benda-benda yang ada dibumi.Nafsu mengandung ketertarikan sahwat untuk mencari kelezatan jasamani dan rohani sehingga mudah menerima godaan dan bujukan setan. Nafsu manusia ada tiga macam yaitu sebagai berikut.
1. Nafsu amarah yaitu nafsu yang menyuruh kepada keburukan
2. Nafsu lawanah yaitu nafsu yang suka mencela atau mengecam
3. Nafsu mutmainnah ayitu nafsu yang tenang dan tentram

Apabila nafsu manusia mengikuti sahwatnya, inilah yang disebut nafsu amarah. Apabila nafsu itu telah melakukan hal yang buruk , hadirlah nafsu lawamah yang mencela dan mencaci perbuatan buruk yang dilakukannya karena mengikuti nafsu sahwatnya. Apabila nafsu itu telah menyesalatas perbuatan jahat yang dilakukannya, perasaan itu timbul dari nafsu mutmainah . Didalam surat Al Baqarah : 169 Allah berfirman
*      Artinya :“Sesungguhnya setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji. Dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.”(QS Al Baqarah : 169
Allah berfirman dalam surat lainnya:
*      Artinya : “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan) karena sesungguhnya itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh tuhanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun lagi maha penyayang.” (QS Yusuf : 53)
*      Hadis nabi Muhammad SAW menyatakan yang artinya : “Orang yang kuat bukanlah orang yang jagoan dalam gulat, namun orang yang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR Muttafqun Alaih)
Berikut ini adalah beberapa perilaku yang dapat melatih diri kita agar mampu bersikap mengendalikan diri
1. Tidak suka mengolok-olok dan berburuk sangka kepada orang lain
2. Tidak iri dan dengki
3. Tidak sombong
4. Tidak kikir dan pelit
5. Tidak tamak
6. Tidak memfitnah
7. Tidak melakukan kejahatan
8. Ikhlas
9. Sabar
10. Suka berkorban
11. Pandai bersyukur
12. Mau bertobat dan mengadakan perbaikan
13. Mampu mengendalikan hawa nafsu
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi dari bahasan “AKHLAK TERPUIJI” diatas dapat disimpulkan bahwa :
*      Tobat adalah proses menyadari kesalahan yang telah diperbuat dan berupaya sekuat hati untuk tidak melakukannya kembali atau permohonan ampun kepada Allah SWT atas kesalahan (kekhilafan) dan atas perbuatan dosa yang telah dilakukannya
*      Syarat Tobat
v  Menyesal
v  Memohon Ampun
v  Tidak mengulangi lagi
*      Raja’’ialah mengharap keridhanan Allah SWT dan rahmat-Nya.
*      Sikap Raja’ melahirkan sikap
v  Optimis
v  Dinamis
v  Berpikir kritis
v  Pengendalian Diri
Daftar Pustaka
Syamsuri. 2007. Pendidikan Agama Islam untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Abdullah. Pelita Penuntun Belajar Kreatif Agama Islam SMA. Bogor: CV ARYA DUTA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar