Pernafasan Dada
Pernafasan yang melibatkan otot intercostal atau otot antartulang rusuk dengan rongga dada.
Fase Inspirasi :
Otot intercostal berkontraksi >> Tulang rusuk terangkat >> Rongga dada membesar >> Volume membesar >> Tekanan udara mengecil >> Udara masuk
Fase Ekspirasi
Otot intercostal berrelaksasi >> Tulang rusuk turun >> Rongga dada mengecil >> Volume mengecil >> Tekanan udara membesar >> Udara keluar
Pernafasan Perut
Pernafasan yang melibatkan otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada
Fase Inspirasi:
Otot Diafragma berkontraksi >> Otot perut berrelaksasi >> Otot dia fragma mendatar >> Menekan rongga perut ke bawah sekitar 5 cm >> Rongga dada membesar >> tekanan mengecil >> udara masuk.
Fase ekspirasi:
Otot Diafragma berrelaksasi >> Otot perut berkontraksi >> Organ perut menekan otot difragma >> Rongga dada mengecil >> tekanan membesar >> udara keluar.
Pelajar Ya Belajar !!
Ayo, belajar !! Masa depan menanti kita. Masa depan menantang kita. ^.^
Sabtu, 30 April 2011
Pengertian, Tahap, Alat Pernafasan
1. Pengertian Pernafasan
a. Pernafasan adalah proses pengambilan O2 dan pengeluaran CO2 antara lingkungan dan paru-paru
b. Pernafasan antara organisme dan lingkungan tanpa melalui perantara yang biasanya dilakukan oleh Amoeba, protozoa disebut Pernafasan Langsung
c. Pernafasan reaksi enzimatis adalah proses pernafasan yang dibantu oleh enzim sitokrom saat metabolisme
Inspirasi : Paru-paru >> Alveolus >> Kapiler darah >> Sel >> Metabolisme >> Hasil : E + CO2 + H2O
(O2) >> (O2) >> (O2) >> oleh Mitokondria
Pertukaran CO2 dan O2 terjadi di Alveolus
Ekspirasi : Paru-paru << Alveolus << Kapiler darah << Sel << Metabolisme << Hasil : E + CO2 + H2O
(CO2) << (CO2) << (CO2) <<
d. Respirasi Internal / Pernafasan Dalam / Respirasi seluler adalah Pertukaran CO2 dan O2 yang terjadi diantara kapiler darah dan sel
e. Respirasi eksternal / pernafasan luar adalah Pertukaran CO2 dan O2 yang terjadi di paru-paru yaitu diantara alveolus dan kapiler darah
2. Tahap pernafasan
1. Glikolisis
-Adalah serangkaian reaksi enzimatis yang memecah glukosa menjadi asam piruvat
-Terjadi di sitoplasma
-Hasilnya adlah 2ATP + 2 NaDH2 + 2 asam piruvat
*NaDH2 adalah senyawa yang memliki energi tinggi
2. Siklus Krebs (siklus Asam Sitrat)
-Adalah serangkaian reaksi metabolisme yang mengubah asetil KoA menjadi CO2
-Terjadi di Mitokondria
-Hasilnya adalah 4 CO2 +6 NaDH2 +2 FADH2
*6 NaDH2 = 3 ATP
*2 FADH2 = 2 ATP
3. Transfor Elektron
-Adalah serangkaian reaksi yang melibatkan sistem carrier elektron (elektron pembawa)
-Terjadi di Mitokondria
-Hasil nya H2O
-Hasil berikutnya setelah terjadi penguraian : 10 NaDH2 (30 ATP), 2FADH2 (4 ATP). Jumlah keseluruhan 34 ATP
4. Dekarbosilasi Oksidatif
-Adalah reaksi antara Glikolisis dan Siklus kerbs
-Hasilnya 2 ATP
Dari keseluruhan dihasilkan 10 NaDH2 :
· *2 dari glikolisis
· *6 dari siklus krebs
· *2 dari Dekarbosilasi oksidatif
Hasil akhir dari proses respirasi seluler ! :
C6H12O6 + O2 à 6 C02 + 6 H2O + 36 ATP
· *6 C02 dikeluarkan oleh paru-paru
· *6 H2O dikeluarkan oleh ginjal dan kulit
· *36 ATP diambil dari reaksi Transpor Elektron & Glikolisis
3. Alat-alat pernafasan
a) Rongga Hidung
Berfungsi dalam :
1. Penyaringan
a. Debu, kotoran, udara oleh rambut hidung
b. Bau oleh saraf Olfactorius
2. Penghangatan oleh konka
b) Faring
Adalah rongga pertigaan antara Kerongkongan, Tenggorokan dan Rongga Hidung yang semuanya dibatasi oleh katup efiglotis
c) Laring
Adalah batang tenggorokan yang mengandung pita suara yang berfungsi untuk mengatur tinggi rendah suara. Bila udara tinggi maka suara tinggi, begitupun sebaliknya.
d) Trakea
Adalah pipa tenggorokan = tenggorokan / dinding batang tenggorokan
e) Bronkus
Adalah cabang tenggorokan atau cabang trakea. Masih diluar paru-paru.
Peradangan pada daerah bronkus disebut bronkhitis.
f) Bronkiolus
Adalah cabang dari bronkus. Ada didalam paru-paru.
a. Di paru-paru kanan bronkiolus ada 3 glambir/lobus. Relatif lebih cepat rusak.
b. Di paru-paru kiri bronkiolus ada 2 glambir/lobus
g) Alveolus
Adalah Gelembung halus yang berhubungan dengan kapiler darah, disinilah terjadi pertukaran O2 dan CO2 .
h) Paru-paru
Paru-paru akan mengembang dan mengempis tetapi tidak akan bergesekandengan rongga dada.
Paru-paru memiliki 300 juta alveolus.
Selaput pleura adalah selaput pembungkus paru-paru, didalamnya terdapat cairan limfa.
Luas permukaan difusi pada paru-paru adalah 70 m2
Sabtu, 23 April 2011
Analisis Praktikum Laju Reaksi
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI
A. Tujuan
1) Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi
2) Mengetahui pengaruh suhu terhadap laju reaksi
3) Mengetahui pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi
4) Mengetahui pengaruh katalis terhadap laju reaksi
B. Percobaan
1) Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi
a. Teori
Telah diuraikan dalam teori tumbukan, perubahan jumlah molekul pereaksi dapat berpengaruh pada laju suatu reaksi. Kita telah tahu bahwa jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 liter larutan dinamakan konsentrasi molar. Bila konsentrasi pereaksi diperbesar dalam suatu reaksi, berarti kerapatannya bertambah dan akan memperbanyak kemungkinan tabrakan sehingga akan mempercepat laju reaksi.
Bila partikel makin banyak, akibatnya lebih banyak kemungkinan partikel saling bertumbukan yang terjadi dalam suatu larutan, sehingga reaksi bertambah cepat.
b. Alat yang diperlukan :
Ø Gelas kimia 100 mL
Ø Gelas ukur
Ø Labu ukur
Ø Kertas putih ukuran 15 x 15 cm yang diberi tanda “X” hitam
Ø Stopwatch
c. Bahan :
Ø Larutan HCl 0,1 M
Ø Larutan Na2S203 1,00 M
d. Langkah Kerja :
Ø Encerkan larutan Na2S203 1,00 M menjadi Na2S203 1 M; 2 M, masing-masing 10 mL !
Ø Siapkan 2 buah gelas kimia yag telah diberi label no. 1 dan 2 !
Ø Masukkan 10 mL larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas no.1 !
Ø Simpan gelas kimia diatas kertas putih bertanda “X” !
Ø Tambahkan 10 ml larutan Na2S203 1,00 M ke dalam gelas kimia no.1 !
Ø Catat waktu yang diperlukan sejak penambahan Na2S203 sampai tanda “X” tidak terlihat lagi !
Ø Ulangi langkah-langkah tadi dengan konsentrasi Na2S203 2 M !
e. Analisis Data
Reaksi antara HCl dengan Na2S2O3
Tabel Pengamatan.
No | Volume ( 10 ml ) | Waktu ( detik ) | |
HCl | Na2S2O3 | ||
1 | O,1 m | 1m | 81 |
2 | O,1 m | 2m | 20 |
Dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi,semakin cepat reaksi berlangsung . Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi,semakin lambat reaksi berlangsung. Hal ini disebabkan karena banyak terjadi tumbukan.
2) Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi
a. Teori
Umumnya kenaikan suhu mempercepat reaksi, dan sebaliknya penurunan suhu memperlambat reaksi. Contohnya, bila kita memasak nasi dengan api besar akan lebih cepat dibandingkan api kecil. Bila kita ingin mengawetkan makanan (misalnya ikan) pasti kita pilih lemari es, mengapa? Karena penurunan suhu memperlambat proses pembusukan.
Laju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Bagaimana hal ini dapat terjadi? Ingat, laju reaksi ditentukan oleh jumlah tumbukan. Jika suhu dinaikkan, maka kalor yang diberikan akan menambah energi kinetik partikel pereaksi. Sehingga pergerakan partikel-partikel pereaksi makin cepat, makin cepat pergerakan partikel akan menyebabkan terjadinya tumbukan antar zat pereaksi makin banyak, sehingga reaksi makin cepat.
Umumnya kenaikan suhu sebesar 100C menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar dua sampai tiga kali. Kenaikan laju reaksi ini dapat dijelaskan dari gerak molekulnya. Molekul-molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerak-gerak. Oleh karena itu, kemungkinan terjadi tabrakan antar molekul yang ada. Tetapi tabrakan itu belum berdampak apa-apa bila energi yang dimiliki oleh molekul-molekul itu tidak cukup untuk menghasilkan tabrakan yang efektif. Kita telah tahu bahwa, energi yang diperlukan untuk menghasilkan tabrakan yang efektif atau untuk menghasilkan suatu reaksi disebut energi pengaktifan.
Energi kinetik molekul-molekul tidak sama. Ada yang besar dan ada yang kecil. Oleh karena itu, pada suhu tertentu ada molekul-molekul yang bertabrakan secara efektif dan ada yang bertabrakan secara tidak efektif. Dengan perkataan lain, ada tabrakan yang menghasilkan reaksi kimia ada yang tidak menghasilkan reaksi kimia. Meningkatkan suhu reaksi berarti menambahkan energi. Energi diserap oleh molekul-molekul sehingga energi kinetik molekul menjadi lebih besar. Akibatnya, molekul-molekul bergerak lebih cepat dan tabrakan dengan dampak benturan yang lebih besar makin sering terjadi.
Dengan demikian, benturan antar molekul yang mempunyai energi kinetik yang cukup tinggi itu menyebabkan reaksi kimia juga makin banyak terjadi. Hal ini berarti bahwa laju reaksi makin tinggi.
b. Alat
Ø Gelas kimia 100 mL
Ø Thermometer
Ø Stopwatch
Ø Kertas 15 x 15 cm bertanda silang
c. Bahan
Ø Larutan Na2S2O3 1 M
Ø Larutan HCl 0,1 M
d. Langkah Kerja
Ø Siapkan gelas kimia sebanyak 2 buah yang telah diberi label no. 1 dan 2
Ø Tuangkan sekitar 10 mL Na2S2O31 M ke dalam gelas kimia 0.1. Ukur suhu larutan menggunakan thermometer dan catat.
Ø Letakkan gelas kimia itu diatas kertas bertanda silang.
Ø Tambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 M. ukur dan catat yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
Ø Tuangkan sekitar 10 mL Na2S2O3 1 M yang bersuhu ±10o diatas suhu kamar (suhu diatas larutan Na2S2O3 sebelumnya) ke dalam gelas kimia no.2. Catat suhu larutan menggunakan thermometer dan catat.
Ø Tambahkan 10 mL larutan HCl 0,1 M. ukur dan catat yang diperlukan sejak penambahan larutan HCl sampai tanda silang tidak terlihat lagi.
e. Analisis Data
Contoh: reaksi antara HCl dengan
Table Pengamatan.
No | 10 ml 0.1M | 10 ml Na2S2O3 1M | Waktu ( detik ) |
1 | Suhu = 27 | Suhu = 27 | 73 |
2 | Suhu = 27 | Suhu = 45 | 40 |
Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suhu maka makin cepat reaksi. Sebaliknya, semakin rendah suhu maka semakin lambat reaksi. Hal ini disebabkan karena partikel dari larutan itu bereaksi lebih cepat.
3) Pengaruh Luas Permukaan Terhadap Laju Reaksi
a. Teori
Luas permukaan dapat mempengaruhi laju reaksi karena semakin halus ukuran kepingan zat padat maka akan berreaksi lebih cepat begitu pula sebalikya semakin kasar ukuran kepingan zat padat maka akan bereaksi lebih lambat. Hal ini terjadi karena banyak tumbukan antara partikel-partikel di dalamnya.
Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada biang batas campuran yang selanjutnya kita sebut bidang sentuh. Oleh karena itu, semakin luas bidang sentuh , semakin cepat reaksi berlangsung. Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, semakin halus ukuran kepingan zat padat, semakin luas permukaannya.
b. Alat
Ø Gelas kimia 100 mL
Ø Gelas ukur
Ø Pisau Karter
Ø Stopwatch
c. Bahan:
Ø CaC03
Ø HCl 0,1 M
d. Langkah Kerja
Ø Siapkan gelas kimia sebanyak 2 buah yang telah diberi label HCl (no 1 dan 2)
Ø Masukkan 10 mL HCl ke dalam setiap gelas gelas kimia.
Ø Timbang antara CaCO3 butiran dan CaCO3 serbuk agar seimbang
Ø Masukkan CaCO3 butiran ke dalam gelas no.1 lalu aduk secara konstan sampai CaCO3 larut semua. Catat waktu yang diperlukan sejak kapur tulis dimasukkan sampai larut semua.
Ø Gerus kapur tulis yang ukurannya sama dengan kapur tulis yang pertama sampai halus. Kemudian masukkan ke dalam gelas no.2 lalu aduk secara konstan. Catat waktu yang diperlukan sejak kapur tulis dimasukkan sampai larut semua.
e. Analisis Data
Reaksi antara HCl dengan CaCO3
Table Pengamatan.
No | 10 ml HCl | CaCO3 | Waktu ( detik ) |
1 | 0,1m | Serbuk | 75 |
2 | 0,1m | Butiran | 180+ |
Dapat disimpulkan bahwa kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat sedangkan kepingan yang lebih kasar lebih lambat. Hal ini disebabkan karena banyak terjadi tumbukan antara partikel-partikel. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang selanjutnya kita sebut bidang sentuh.
4) Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi
a. Teori
Katalis adalah zat yang dapat meningkatkan laju reaksi tanpa dirinya mengalami perubahan kimia secara permanen. Katalis dapat bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorpsi zat yang direaksikan.
Suatu reaksi yang menggunakan katalis disebut reaksi katalis dan prosesnya disebut katalisme. Katalis dapat memperbesar laju reaksi karena menurunkan energy pengaktifan. Penurunan energy pengaktifan tersebut berlaku untuk dua arah. Jadi, kalatis akan mempercepat laju reaksi maju sekaligus laju reaksi balik.
Jika kita menambahkan katalis dalam suatu reaksi maka reaksi tersebut akan semakin cepat laju reaksinya karena energy pengaktifannya sedikit. Namun bila tanpa katalis diperlukan energi pengaktifan yang tinggi dan terbentuknya reaksi lambat.
Ada dua macam katalis, yaitu katalis positif (katalisator) yang berfungsi mempercepat reaksi, dan katalis negatif (inhibitor) yang berfungsi memperlambat laju reaksi. Katalis positif berperan menurunkan energi pengaktifan, dan membuat orientasi molekul sesuai untuk terjadinya tumbukan. Sedangkan katalisator dibedakan atas katalisator homogen dan katalisator heterogen.
b. Alat
Ø Gelas Kimia 100 Ml
c. Bahan
Ø Larutan H2O2 5%
Ø Larutan FeCl3
d. Langkah Kerja
Ø Siapkan gelas kimia yang telah diberi label no.1 dan 2
Ø Masukkan 50 mL larutan H2O2 5% ke dalam setiap gelas kimia.
Ø Tambahkan sedikit FeCl3 ke dalam gelas kimia no.1
Ø Amati kecepatan timbulnya gelembung gas pada kedua gelas itu dan catat.
e. Analisis Data
Tabel hasil Pengamatan :
No | Warna | Gelembung |
1 | H2O2=tidak berwarna FeCl3 = jingga | Tidak ada gelembung |
2 | H2O2 + FeCl3 | Banyak gelembung |
Warna awal = jingga | ||
Bereaksi = hitam | ||
Akhir = jingga |
Maka dapat diambil kesimpulan :
Aksi larutan FeCl3 terhadap peruraian larutan H2O2. Hydrogen peroksida (H2O2) dapat terurai menjadi air dan gas oksigen menurut persamaan.
2 H2O2→ 2 H2O + O2
Pada suhu kamar, reaksi itu berlangsung sangat lambat sehingga praktis tidak teramati. Namun, reaksi akan berlangsung hebat jika larutan FeCl3 ditambahkan. Larutan FeCl3 (yang berwarna kuning jingga) mula-mula mengubah warna campuran menjadi cokelat tetapi pada akhirnya reaksi kembali berwarna kuning jingga. Hal ini menunjukan bahwa FeCl3 tidak dikonsumsi dalam reaksi tersebut.
C. Kesimpulan
Faktor-faktor yang memperngaruhi laju reaksi diantaranya:
A. Konsentrasi
Bahwa semakin besar konsentrasi,semakin cepat reaksi berlangsung . Sebaliknya, semakin kecil konsentrasi,semakin lambat reaksi berlangsung. Hal ini disebabkan karena banyak terjadi tumbukan.
B. Suhu
Bahwa semakin tinggi suhu maka makin cepat reaksi. Sebaliknya, semakin rendah suhu maka semakin lambat reaksi. Hal ini disebabkan karena partikel dari larutan itu bereaksi lebih cepat.
C. Luas Permukaan
bahwa kepingan yang lebih halus bereaksi lebih cepat sedangkan kepingan yang lebih kasar lebih lambat. Hal ini disebabkan karena banyak terjadi tumbukan antara partikel-partikel. Pada campuran pereaksi yang heterogen, reaksi hanya terjadi pada bidang batas campuran yang selanjutnya kita sebut bidang sentuh.
D. Katalis
Bahwa pada suhu kamar, reaksi itu berlangsung sangat lambat sehingga praktis tidak teramati. Namun, reaksi akan berlangsung hebat jika larutan FeCl3 ditambahkan. Larutan FeCl3 (yang berwarna kuning jingga) mula-mula mengubah warna campuran menjadi cokelat tetapi pada akhirnya reaksi kembali berwarna kuning jingga. Hal ini menunjukan bahwa FeCl3 tidak dikonsumsi dalam reaksi tersebut.
Langganan:
Postingan (Atom)